Ilustrasi: ponpesashshiddiqiyah.blogspot.com |
MENELADANI AKHLAQ
RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM.
Oleh: Mohlas Adi Putra, S.Pd.I.*)
Ketika ada seorang miskin Bernama Zahir Ibnu Haram yang
sangat besar cintanya terhadap nabi, kemudian dia kerumah nabi cuma ingin
bersedekah sebotol kecil minyak wangi tetapi dia tidak bertemu nabi, kemudian
dia langsung pergi kepasar untuk menjual minyak.
Ketika Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam. pulang … kemudian sang istri bercerita kalau barusan ada
tamu Namanya Zahir, tapi Rasulullah tahu kalau dia orang miskin yang cuma
berpakaian sehelai kain yang menutupi auratnya saja, kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. langsung
mencarinya dipasar, ternyata orang tersebut duduk dipinggiran pasar diterik
panas matahari sambil menawarkan dagangannya, kemudian diam – diam Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. datang
menghampirinya dan beliau memeluk orang miskin tersebut dari belakang sambil
menutupi mata simiskin tersebut dan beliau sambil berkata “siapa yang mau beli
budak ini” ?...
Zahir kaget, dalam hatinya bertanya-tanya kok ada
orang yang menawarkan saya yang jelek hitam seperti ini, tetapi Zahir tidak
yakin karena orang yang melihatnya didepannya tersenyum, Ketika Zahir memegang
tangan orang yang memeluknya dia kaget ternyata beliau Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. kemudian
Zahir berkata kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam. “Ya rasul…kalau budak seperti saya ini dijual harganya ya
murah…saya jelek, hitam, malas bekerja sakit-sakitan”. Apa jawaban Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. “kamu
murah dimata manusia tetapi kamu mahal dimata Allah.” (karena begitu besarnya
cintanya kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam.)
Dari kisah tersebut ada beberapa faidah yang bisa kita
teladani diantaranya: Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam. itu tidak memilih siapapun yang datang baik itu orang
miskin, kaya, pejabat, dan orang biasa beliau tetap perlakukan sama.
Bahwa kita jangan mudah menilai orang itu hanya dengan
melihat luarnya saja karena yang berhak menentukan dan memberi penilaian baik
dan buruk hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
*) penulis adalah anggota PERGUNU TANGGUL, Kepala MI
Darul Falah Darungan