Kamis, 06 Juli 2023

PERJUANGAN BANSER DI SUKU TENGGER

 Perjuangan Banser di Suku Tengger


Beberapa hari lalu, alhamdulillah Allah takdirkan kepada saya untuk dapat menjalankan ibadah dengan berdakwah ke salah satu tempat yg jarang di jamah oleh para Ulama. Saya bersama rombongan Al Wafa Bi Ahdillah Jember meluangkah waktu untuk bersilaturahmi kepada saudara muslim suku tengger yg hidup berdampingan dengan orang Hindu. Kami disana tinggal selama 3 hari, mengajarkan wudhu', saling berbagi dan menghargai dan banyak pengalaman cerita dari saudara muslim disana.


Singkat cerita, kedatangan kami disambut baik oleh bapak Gatiko yg mana beliau adalah anggota Banser. Beliau adalah pejuang yg sangat gigih menjaga dan berkhidmah kepada warga muslim yg tinggal di daerah minoritas. Beliau merasa bangga menjadi bagian dari banser, karena harapannya hanya ingin menjadi pembantu NU.


Ketika menjelang maghrib, saya dan satu teman saya diajak oleh beliau untuk mengunjungi musholla yg ada di bawah puncak. Waktu itu, kami berniat untuk sholat berjamaah di musholla namun kami datang telat, karena waktu itu memang kondisi hujan. Setelah kami melaksanakan sholat maghrib, kami diajak oleh imam musholla yg bernama mas syaiful untuk mengunjungi rumahnya. Dan akhirnya kami duduk ngaji bareng dengan beberapa warga di rumah beliau.


Waktu itu, saya bercerita tentang tujuan hidup yg sebenarnya, tujuan kemana kita kembali. Dan tiba-tiba pak Gatiko menangis kemudian beliau bercerita bahwa beliau dulunya bukanlah orang yg baik justru beliau suka minum khomer dan banyak melakukan keburukan. Namun atas kegigihannya, akhirnya Allah perkenalkan dengan Kiyai, Habaib dan tokoh Islam yg membimbingnya, sehingga tidak heran kalau beliau sangat semangat jika ada ulama yg datang ke desanya. Harapan beliau hanya ingin mengabdikan diri kepada Islam dan NU meski harus merelakan dirinya untuk hidup sederhana.


Di satu malam, saya juga ditakdirkan bertemu dengan anggota banser yg bernama Bukhori Muslim. Usut punya usut, ternyata beliau bukanlah warga asli suku tengger. Beliau adalah pendatang dari Aceh yg kebanyakan keluarganya meninggal akibat sunami 2005. Beliau banyak bercerita tentang perjuangannya selama di suku Tengger. Dengan minimnya ilmu, beliau tak putus asa dalam berkhidmah, beliau tak segan-segan mengenalkan Islam yg Rahmatan Lil Alamin kepada orang-orang Hindu. Sehingga atas kegigihan dan kesabarannya, ada beberapa orang yg masuk Islam berkatnya. Namun pencapain itu tidak mudah, beliau harus bertaruh dengan nyawanya, santetpun menjadi langganannya, " Kalau bukan barakahnya Kiyai NU, mungkin saya sudah mati " ucapnnya.


Dari 2 kisah ini, kami memiliki banyak hikmah yg tersembunyi. Salah satunya tentang keikhlasan dan pemgorbanan. Kadang kita merasa bahwa khidmah kita sudah all out, namun di luar sana masih banyak Anggota NU yg benar-benar berjuang untuk NU dan Islam tanpa harus dikenal, di ekspos dan bayaran. " Tak apa meski saya tak dikenal dibawah sana, tapi saya yakin akan dikenal oleh Kiyai yg berada di alam yg berbeda " kata salah satu Banser.


Tengget, 6 Juli 2023

Penulis: Aqil Mutawakil Alallah

FUNGSI ORGANISASI NAHDLATUL ULAMA (NU) DI MASYARAKAT PEDESAAN (Artikel)

Fung s i O rganisasi Na h dlatul Ul a m a ( N U ) di Mas y arakat P e des a an Oleh : Mokhlas Adi Putra, S.Pd.I. *)   N a hd lat ul U la ...