Minggu, 09 Juli 2023

ORANG NU KITAB BAGI YANG TAK BISA BACA KITAB


 Orang NU kitab bagi yang tak bisa baca kitab


Perjalanan dakwah ke suku Tengger memang banyak pelajaran yg kami dapatkan, mulai dari sikap menghargai, toleransi hingga saling berbagi. Disela-sela dinginnya suhu di lereng B 29, saya menyempatkan diri menulis pengalaman hidup bersama warga yg notabennya jauh dari Ulama dan bahkan mereka hidup di tengah-tengah agama hindu.


Ditengah gelapnya malam, hujan yg tak kunjung usai, saya menyempatkan waktu untuk berkunjung ke warga disana. Arang adalah suguhan pertama yg disuguhkan kepada kami sebelum kopi hangat. Tentu hal ini bentuk respek mereka kepada kami yg tak biasa dengan suhu yg sangat dingin.


Saya memulai pembicaraan tentang indahnya Islam yg saling mengikat antara satu dengan yg lain, yg menjadi solusi hidup di dunia untuk hidup yg abadi akhirat sana. Kemudian saya sedikit mengajarkan tentang wudhu', perkara yg membatalkan wudhu sampai dengan sholat. Mereka sangat bersyukur sudah ada yg mau datang mengajarkan hal-hal penting dalam beribadah.


Setelah selesai mengajarkan fiqh dasar kepada mereka, saya diminta menjelaskan tentang jual beli hingga sampai nyerempet ke masalah riba. Disaat saya berbicara riba yg ada pada bank, mereka menyela dan bertanya tentang hukumnya meminjam uang ke bank dengan bunga, karena mereka juga bermualah dengan bank. Saya kaget mendengar hal tersebut, karena saya kira bank yg datang ke desa saya hanyalah bank kecil yg peminatnya sedikit dan ternyata bank ini juga telah masuk kepelosok bahkan di atas bukit yg sangat jauh. " Sebenarnya saya takut untuk meminjam uang ke bank itu ustad namun karena saya melihat sebagian orang NU yg meminjam ke bank, ahirnya saya juga meminjam ke bank karena saya kira itu boleh " jawab salah satu warga.

Kemudian dengan yakin saya mengajak kepada mereka untuk terus belajar dan mengenal Islam, terutama melewati pintu NU yg berhaluan Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Namun jawaban mereka membuat saya sedih, mereka berkata " Saya malu untuk ikut andil dalam NU karena saya bukanlah orang baik dan berilmu tapi saya selalu menjadikan orang-orang NU sebagai contoh seperti tahlilan dll meski kami tak tahu benar atau salah "


Dari kisah ini saya menyimpulkan, ternyata banyak diluar sana orang yg tak tau NU berjiwa NU dan menjadikan acuan dalam muamalah. Ibarat seorang anak yg mengamati perilaku orang tuanya dan mengikuti gerak geriknya. Saya sadar, menjadi orang NU bukanlah hal yg mudah namun ada tanggung jawab besar yg diemban, tentu semua perbuatan kita akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah. Kepada siapa kita akan meminta syafaat Rosulullah kalau bukan melewati pintu ulama dan tentu kita harus lebih berhati-hati dalam bertingkah laku. Selain ada pantauan dari Allah, perbuatan kita sebagai orang NU juga menjadi rujukan orang awam.


Rumah Komandan Ghofur, Gandok Tengger



Repost, 9 Juli 2023

Penulis: Aqil Mutawakil Alallah

FUNGSI ORGANISASI NAHDLATUL ULAMA (NU) DI MASYARAKAT PEDESAAN (Artikel)

Fung s i O rganisasi Na h dlatul Ul a m a ( N U ) di Mas y arakat P e des a an Oleh : Mokhlas Adi Putra, S.Pd.I. *)   N a hd lat ul U la ...