Sabtu, 14 Januari 2023

TANGGAPAN PERGUNU TANGGUL DALAM TATA KELOLA PERIBADATAN (ANTARA REALITA DAN BERLOGIKA)

Oleh : Yulistiana Febrian Rosayanti*)

 

Pada era globalisasi ini, banyak pemuda dan pemudi Islam yang berperan penting dalam pembangunan agama sehingga banyak pemikiran-pemikiran yang berkiblat pada realita (tampak) sekarang yang terkadang tanpa mengkaji dan membandingannya dengan pemikiran Ulama terdahulu. Hal tersebut yang menimbulkan perbedaan logika antar pemuda-pemudi Islam realita, nampak pada kegiatan yang telah terjadi sampai sekarang bahkan, sudah menjadi tradisi yang sangat melekat seperti penggalangan dana pembangunan masjid.

Penggalangan dana ini mempunyai banyak cara dalam pelaksanaannya selain memasang kotak amal di dalam atau diluar masjid, panitia pembangunan masjid bisa terjun langsung ke masyarakat dengan cara singgah dari rumah ke rumah sekedar mengharap keikhlasan dalam mengapresiasi usaha tersebut. Kegiatan tersebut dilakukan secara berkala sehingga, mencapai target yang akan dicapai.

Dari kegiatan itulah banyak munculnya prespektif pro dan kontra. Salah satu perspektif kontra yakni, “kegiatan tersebut tidak efektif dalam mencari keikhlasan jamaah bahkan, dapat merusak nama baik organisasi yang menaungi masjid atau lembaga kemasyarakatan lainnya”. Ungkapan ini disertai dengan sikap acuh menyisihkan sebagian rezekinya. Mereka bukan hanya bersikap demikian tanpa solusi yang dapat menghindari tradisi tersebut, dengan mengumpulkan infaq pada setiap jamaah yang rutin setiap bulannya. Dari infaq tersebut direalisasikan salah satunya dengan diperuntukkan untuk pembangunan masjid. Alhasil, dari kegiatan tersebut tidak ada penggalangan dana dari rumah ke rumah bahkan di pinggiran jalan.

Hal tersebut timbul pula perbandingan antarorganisasi keagamaan antara berislam realita dan berlogika. Problematika tersebut menjadi PR (Pekerjaan Rumah) bersama khususnya bagi PERGUNU dalam mengkaji kemudian menanggapinya.

Jika dipandang dari segi realita maka, pandangan realitalah yang sangat apik dalam menyikapi hal tersebut tetapi, jika dikaji menurut Ulama terdahulu yang berpedoman pada perjuangan di masa Kenabian, membangun suatu lembaga pendidikan atau masjid merupakan sedekah yang menjadi amal jariyah.

Sedekah jariyah atau amal jariyah merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Salah satu keistimewaan dari amal jariyah ini adalah pahala yang tidak akan putus sekalipun orang tersebut meninggal dunia. Hal ini disebut dalam hadist Nabi Muhammad SAW.

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ  – رواه مسلم والترمذيّ وأبو داود والنسائيّ وابن حبّان عن أبي هريرة  

Artinya: Ketika seorang manusia meninggal dunia, maka amalannya terputus kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mau mendoakannya. (Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam at-Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam an-Nasa`i, dan Imam Ibnu Hibban bersumber dari Sayyidina Abu Hurairah ra.

          Maka dari itu semua, PERGUNU Tanggul juga memberikan contoh yang kongkret dan berlogika. Seperti yang ditemui pada pembangunan kubah Tokoh masyhur yang ada di Tanggul Jember yaitu, Al‘Allamah Habib Sholeh  Al Hamid yang pembangunannya berjalan sampai saat ini. Pada awalnya, dalam pembangunan ini “tidak menerima dukungan dalam bentuk dana dari lapisan masyarakat” tegas salah satu keturunan Habib Sholeh Al-Hamid Tanggul. Pernyataan tersebut sontak mendapat respon tak terduga dari lapisan masyarakat yang  mempunyai alasan “kami juga ingin menjadi bagian dalam pembangunan kubah ini yang insya Allah akan menjadi amal jariyah kami nanti”.

Permasalahan ini dapat disimpulkan bahwa, beramal bukan hanya diperuntukkan untuk orang atau golongan tertentu tetapi, semua lapisan umat Islam. Maka dari itu, berislam itu harus memandang realita dan memikirnya dengan logika.

*) Tim Departemen Penelitian dan Pengembangan (LITBANG)

Minggu, 01 Januari 2023

MEDSOS PERGUNU

ALAMAT MEDSOS (MEDIA SOSIAL) YANG DIMILIKI PERGUNU TANGGUL


  1. YOUTUBE : KUNJUNGI
  2. TIKTOK     : KUNJUNGI
  3. FACEBOOK: KUNJUNGI (1)KUNJUNGI (2)
  4. TWITTER

Sabtu, 24 Desember 2022

SUARA CIVITAS

 OPINI CIVITAS

Oleh: Abdul Gafur*)


Edisi: 24 Desember 2022

Tanggul. Peningkatan kualitas guru Nahdhatul Ulama (NU) di Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember, Jawa Timur adalah warisan program proritas untuk ketua terpilih Persatuan Guru NU (PERGUNU) Kecamatan Tanggul, Bapak Syaifudin Zuhri.

Bapak Syaifudin terpilih menjadi ketua selama 5 tahun sudah menorehkan prestasi membanggakan dalam menyikapi persoalan mutu guru khususnya guru Nahdhatul Ulama (NU) di Kota Tanggul.

Torehan tersebut, PERGUNU Tanggul telah merekomendasi 6 guru mengikuti program beasiswa S2 di perguruan tinggi ternama di Jawa Timur, dari 6 guru tersebut yakni di Institut KH. Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto. 

Abdul Gafur, Penggerak Guru NU Tanggul optimistis Bapak Syaifudin Zuhri adalah figur yang mampu membawa PERGUNU Tanggul menjalankan roda organisasi ke arah yang lebih baik. Selain itu, Bapak Syaifudin Zuhri sudah mempunyai pengalaman dibidang pendidikan dan fungsi menejerial.

"Saya yakin Pak Udin bisa memimpin organisasi, saya sudah menitipkan program yang sudah baik bisa dijaga dan dikembangkan, untuk program yang belum berjalan perlu ada perbaikan yang lebih inovatif untuk menjawab tantangan zaman," kata Gafur yang juga Kabid Pengembangan Karir dan Profesi KKMI Kecamatan Tanggul sekaligus Ketua BPD Manggisan.

Dalam kesempatan yang lain, Bapak Udin menyatakan, ia dan pengurus yang baru akan merawat hal-hal baik yang menjadi warisan dari pengurus sebelumnya.

"Ke depan, PERGUNU akan berkordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kemenag dalam menguatkan kelembagaan serta menginventarisir semua guru NU yang tersebar di Kecamatan Tanggul," ujar aktifis KKMI Tanggul ini.

Program prioritas yang akan dijalankan di tahun berikutnya yaitu penguatan kelembagaan dan peningkatan kualitas guru NU khususnya di Kecamatan Tanggul.


*) Wakil Sekretaris PERGUNU Tanggul

Kamis, 01 Desember 2022

PEMUDA MUHAMMADIYAH DIKERJAIN GUS DUR (humor)

 PEMUDA MUHAMMADIYAH DIKERJAIN GUS DUR (HUMOR)

Oleh: Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut)

 

 

Gus Dur bersama Sunanto / Cak Nanto (Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Masa Bakti 2018-2022)

 

Suatu ketika, Cak Nanto bertanya pada Gus Dur;

"Gus, bagaimana pandangan Islam tentang Indonesia yang memilih bentuk negara Pancasila, bukan negara Islam?" tanya Nanto.

"Menurut siapa dulu, NU atau Muhammadiyah?" jawab Gus Dur.

"NU, deh Gus," kata Nanto.

"Hukumnya boleh. Karena bentuk negara itu hanya wasilah, perantara. Bukan Ghayah, tujuan." Jawab Gus Dur.

"Kalau menurut Muhammadiyah?" tanya Nanto lagi.

"Sama,"  jawab Gus Dur singkat.

Nanto melanjutkan pertanyaan berikutnya, "Kalau melawan Pancasila, boleh tidak Gus? Kan bukan Al-Qur'an?"

"Menurut NU atau Muhammadiyah?" jawab Gus Dur.

"Muhammadiyah, coba," kata Nanto.

"Tidak boleh. Pancasila itu bagian dari kesepakatan, perjanjian. Islam mengecam keras perusak janji," jawab Gus Dur.

"Kalau menurut NU?" Tanya Nanto.

"Sama," jawab Gusdur.

Sampai di sini, Nanto mulai senewen (bingung). Dia merasa dikerjain oleh Gus Dur. Jawaban menurut NU dan Muhammadiyah kok selalu sama.

Anda gimana sih, Gus. Kalau memang pandangan NU dan Muhammadiyah sama, ngapain kami disuruh milih menurut NU atau Muhammadiyah?” Tanya Nanto.

"Ya .. kita harus dudukkan perkara pemikiran organisasi para ulama itu dengan benar, mas. Nggak boleh serampangan," jawab Gus Dur.

"Serampangan bagaimana?" sahut Nanto.

"Kalau Muhammadiyah itu kan ajarannya memang merujuk ke Rasulullah," jawab Gus Dur.

"Lha, kalau NU?" tanya Nanto.

"Sama."

 

 

Kisah diatas diceritakan oleh gus Yaqut Ketum GP Ansor saat memberikan ucapan selamat kepada Cak Nanto melalui laman sosial media miliknya "Yaqut Cholil Qoumas".

Memasuki bulan Desember berarti masuk pada bulan Gus Dur, bulan dimana Gus Dur meninggal. Banyak kalangan yang mengisi bulan Gus Dur dengan berbagai acara untuk mengenang dan mengambil pelajaran berharga dari kisah hidup beliau, tidak terkecuali cerita-cerita karomah Gus Dur. 

 

 

Repost.

Minggu, 20 November 2022

PERGUNU: KAJIAN NOPEMBER 2022

 

Dipenghujung tahun 2022 Masehi PERGUNU Tanggul berupaya menunaikan Amanah dengan menggelar rutinan dan diisi dengan kajian kontemporer yang diselenggarakan pada hari Ahad Kliwon, 25 Rabiul Akhir 1444 H / 20 Nopember 2022 M, kediaman Ibu Mita Silvia Muslimah, Dusun Krajan (gerbang masuk desa) Desa Selodakon Kec. Tanggul Kab. Jember.

Kegiatan ini juga ada kajian oleh fungsionaris PERGUNU Tanggul, Ustad Ust. Holil Nawawi, M.E. beliau mengupas tema “TANTANGAN DAN PELUANG PERGUNU DI ERA DIGITALISASI (WEB.3.0) tulisan dapat di baca DISINI, atau visual dapat dilihat DISINI 

Acara dibuka oleh Ust. Bapak Ahmad Zainuddin (wakil ketua III); Tawassul dan Tahlil dipimpin oleh Ust. H. Zainur Ridho (Tokoh Agama), Mars PERGUNU & Syubbanul Wathon Ibu Lilis Indrayani & Ike Sri Haryanti, sedangkan Sholawat dan Mahallul Qiyam dipimpin oleh bapak Ust. Samsul Huda, dan acara ditutup dengan doa oleh Ust. H. Zainur Ridho (Tokoh Agama).

Untuk bulan Desember, rutinan diliburkan dengan memfokuskan refungsionalisasi kepengurusan dan menagih hasil diskusi pada bulan lalu tepatnya hari Jum'at Pahing, 2 Rabiul Akhir 1444 H / 28 Oktober 2022 M di Ust. Hafit Dwi Sinatriya (Penggungan desa Klatakan) tentang tulisan baik berupa opini, ilmiah dan sebagainya. Tidak menutup kemungkinan akan ada agenda kegiatan dari Majelis Wakil Cabang NU Tanggul dibulan Desember 2022 ini.


TANTANGAN DAN PELUANG PERGUNU DI ERA DIGITALISASI (WEB.3.0)

Opni


TANTANGAN DAN PELUANG PERGUNU DI ERA DIGITALISASI (WEB.3.0)

Ust. Holil Nawawi, M.E.

 

Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) adalah organisasi bagi para tenaga pendidik (guru, dosen dan asatidz) di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), di masa awal berdirinya, Pergunu menorehkan sejarah di dunia industri percetakan. sebagai badan otonom (Banom), PERGUNU telah mampu meneruskan kiprah NU dalam dunia media cetak yang memiliki peran fenomenal selama tahun 1960-1965. Untuk menyalurkan aspirasi pendidik dan pendidikan secara khusus, yang kala itu PBNU merestui adanya penerbitan oleh PERGUNU dengan nama Dunia Pendidikan. Sasaran pembacanya, adalah guru-guru madrasah atau sekolah umum yang menjadi aktivis NU. Bahkan pada nomor-nomor awal (edisi terbit.Red), Dunia Pendidikan berhasil dicetak 10.000 eksemplar yang berlanjut menjadi 15.000 eksemplar di nomor-nomor berikutnya hanya dalam waktu beberapa waktu saja, dan hal ini adalah sesuatu yang wajar mengingat jumlah anggota PERGUNU yang mencapai puluhan ribu orang di tambah warga NU yang memang sudah sangat banyak di kala itu.

Nah, jika berkaca pada sejarah tersebut harusnya PERGUNU bisa menjadi pelopor di kalangan Nahdliyyin dalam bidang digitalisasi, sehingga pendidikan dengan konsep ke-NU-an dan ke-ASWAJA-an bisa lebih cepat dan lebih luas dalam menjangkau anak-anak didik yang ada di tanah air. Sesuai dengan tujuan utama PERGUNU yaitu menanamkan mindset dan perilaku Ahlu Sunnah Wal Jamaah kepada anak-anak bangsa melalui wasilah pendidikan. Mohammad Syavic Alieha selaku Ketua PBNU (masa khidmat: 2022-2027) berkata, NU sudah sangat matang di bidang ibadah (sholat, zakat, puasa, haji dan lain sebagainya) namun sangat minim di bidang digitalisasi, hal ini karena kita selaku warga nahdliyyin terlalu terbelenggu dengan mindset santri yang harus zuhud, sehingga kolot dalam bidang teknologi, di ibaratkan ibadah, kita (warga nahdliyyin) sudah sangat matang dalam melaksanakan Fardhu A’in namun sangat minim dalam Fardhu kifayah. Artinya apa, dalam bidang ibadah sudah sangat mapan maka selanjutnya kita harus berbenah diri dalam bidang digitalisasi sebagai penunjang dari ibadah tersebut.

Ada beberapa alasan mengapa harus mellek digitalisasi diantaranya ialah, karena sekarang eranya adalah era digital, dimana hampir semua aktifitas manusia di lakukan secara digital yaitu dengan teknologi, sehingga kalau di Qiyaskan dengan hadist Nabi yang berbunyi Man ‘arofa lughota qoumin amina min makarihim” artinya, barang siapa yang memahami bahasa suatu golongan maka amanlah ia dari tipu daya mereka. Dalam hal ini kata Bahasa kita Qiyaskan dengan Teknologi yang tengah mewabah di tengah-tengah kita, sehingga seseorang yang bisa faham tentang teknologi maka akan terhindar dari tipu daya golongan yang menguasai teknologi tersebut. Dan telah kita ketahui bersama bahwa teknologi di zaman sekarang ini mayoritas di kuasai oleh orang-orang di luar NU, bahkan lebih parahnya lagi di kuasai orang-orang Non Muslim. Imam Al-Qarafy mengatakan “Stagnasi Terhadap Dalil-Dalil Qauly Adalah Bentuk Ketersesatan Dalam Beragama Dan Bentuk Kebodohan Terhadap Maqashid Ulama Salaf” (Imam Al-Qarafy dalam Baidlowi M, 2019).

Jika di era digitalisasi web 2.0 ex (Google, Facebook, Tokopedia, Bukalapak, Gojek, Grab, dan sebagainya) kita tidak bisa berkontribusi apapun atau berkontribusi tapi hanya nol koma sekian persen saja, maka di era web 3.0 di harapkan ada golongan dari warga nahdliyyin khususnya PERGUNU bisa memberikan kontribusi di bidang teknologi yang nantinya akan memberikan dampak positif yang sangat terasa bagi warga nahdliyyin khususnya dan bagi masyarakat Indonesia umumnya. Karena di era web 3.0 adalah masa dimana kebebasan 100% akan di rasakan oleh pelaku teknologi, dengan system desentralisasi maka tidak aka ada control di dalamnya, orang-orang akan secara bebas melakukan apapun di jagat maya ini.

Oleh karena itu, penulis menghimbau ayo kembangkan teknologi di kalangan warga nahdliyyin utamanya di PERGUNU, jika kemarin kita mengenal media online Ruang Guru misalkan, yang berhasil mendidik ribuan bahkan jutaan siswa-siswi di negeri ini, dengan format umum mereka, kenapa kita selaku warga nahdliyyin tidak mencoba untuk membuat media online Guru NU misalkan yang fokus kearah keagamaan, warga Nahdliyyin di Indonesia sangatlah besar, sehingga ide-ide positif yang di tuangkan dalam teknologi Insha Allah akan cepat menyebar dan di terima oleh masyarakat. Pepatah mengatakan Ar rojaau ma qoronahu amalun, fahua umniatun artinya, Harapan yang tidak disertai dengan perbuatan maka itu adaalah kebohongan. Wallahu a’lamu bi Sowab.

 

Penulis merupakan:

-       Fungsionaris PERGUNU Kec. Tanggul Kab. Jember Jawa Timur

-       Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Miftahul Ulum (STISMU) Lumajang

-       Pemateri Pelatihan Bisnis Syariah, dll.

Jumat, 28 Oktober 2022

PERGUNU BERMAULID & KAJIAN (OKTOBER 2022)



Bulan istimewa bagi seluruh manusia dengan lahirnya manusia pilihan, siapa lagi kalau bukan baginda Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wa Sallam. Momen-momen yang sangat penting ini telah banyak dimanfaatkan oleh umat Islam seluruh dunia melalui peringatan tahunan Maulid Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wa Sallam. Tak terkecuali civitas PERGUNU Anak Cabang Tanggul, yang diselenggarakan pada hari Jum’at Pahing, 2 Rabiul Akhir 1444 H / 28 Oktober 2022 bertempat di Musholla Kediaman Bapak Ustad Hafit Dwi Sinatriya, S.Pd.I. Dusun Penggungan Desa Klatakan Kec. Tanggul Kab. Jember.

Kegiatan ini juga ada kajian oleh fungsionaris PERGUNU Tanggul, Ustad Bapak Abd. Gafur, S.Pd.I. beliau menyampaikan beberapa poin makna dari peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wa Sallam. Dalam kehidupan sehari-hari, visual dapat dilihat di DISINI

Sesi acara diawali dengan tawassul oleh Ust. Mohamad Naim, M.Pd. (A’wan MWC), Mars PERGUNU & Syubbanul Wathon Bersama-sama, sedangkan tahlil dipimpin oleh Ust. M. Idrus Fadrozi, S.Pd.I. (Wakil Ketua II), Sholawat dan Mahallul Qiyam diiringi grup hadrah Kun Anta Klatakan, dan acara ditutup dengan doa oleh Ust. Holil Nawawi, M.E. (Wakil Ketua III).

Sesi diskusi, disimpulkan: 1) Mengharuskan seluruh civitas mengirim tulisan (mentah/catatan), nanti akan di bahas oleh tim editor, baru selesai bisa di publis atau dicetak, tulisan awal apa adanya, bersifat realis; 2) ketidak aktifan civitas akan di off kan dari Grup WA PERGUNU Tanggul (sebelumnya akan di share rekap daftar hadir tahun 2022), catatan: di off kan sebagai bentuk peringatan tegas dari pengurus, setelah melalui proses sebelumnya; 3) pertemuan selanjutkan dirumah ibu Mita Silvia Muslimah desa Selodakon.

Hadir disamping nama-nama tersebut diatas, juga ada Ibu Ike Sri Haryanti, Yulistiana Febrian Rosayanti, Mita Silvia Muslimah, Imroatul Azizah, Rifatul Chilmiyah, bapak Ahmad Zainuddin, Muhammad Saeri, Hasan Busri, Syaifudin Zuhri.

FUNGSI ORGANISASI NAHDLATUL ULAMA (NU) DI MASYARAKAT PEDESAAN (Artikel)

Fung s i O rganisasi Na h dlatul Ul a m a ( N U ) di Mas y arakat P e des a an Oleh : Mokhlas Adi Putra, S.Pd.I. *)   N a hd lat ul U la ...